Rabu, 10 Desember 2014

Belajar Memisahkan Sampah Organik dan Anorganik

Beberapa minggu lalu, adik-adik RP kedatangan kakak-kakak dari HIMATESIL IPB (Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil).

Banyak ilmu yang didapat dari kakak-kakak IPB. Adik-adik RP belajar banyak tentang sampah dan pentingnya memisahkan sampah organik dan anorganik. Adik-adik juga mulai bisa membedakan mana sampah yang termasuk kedalam organik dan yang anorganik, sehingga harapan kedepannya mereka mulai bisa memisahkan sampah berdasarkan jenisnya. Karena, banyak manfaat yang didapat dari pemisahan sampah tersebut, diantaranya sampah organik dapat dimanfaatkan menjadi pupuk.









Adik-adik juga melakukan deklarasi untuk tidak membuang sampah sembarangan dengan cap telapak pada kain putih.






Terimakasih kakak-kakak HIMATESIL... ilmu nya bermanfaat sekali untuk kami  :)

by
Syari Wulaningsih

Jumat, 31 Oktober 2014

Mengenal Budaya Indonesia

Pemahaman terhadap ragam buadaya Indonesia kian perlu ditanamkan kepada muda-mudi generasi Negeri ini. Sehingga timbul perasaan bangga akan kayanya buadaya kita, timbul apresiasi tinggi untuk menjaga dan melestarikannya. Kalau tidak mengenal budayanya bagaimana bisa menjaga bahkan melestarikannya?

Adik-adik RP diajak berkenalan dengan ragam budaya Indonesia dengan cara yang sangat menyenangkan (fun learning)


  • Mengenal makanan khas daerah Indonesia dengan sistem post






  • Mengenal cerita rakyat dari berbagai daerah di Indonesia. Para kakak penenggungjawab wajib menjelaskan pesan moral/sosial di akhir cerita



  • Mengenal lagu-lagu daerah Indonesia dengan cara menyanyi bersama diiringi musik. Enak-enak yaa ternyata lagu daerah kita.

  • Mengenal alat musik tradisional dengan media visual. Dibuat sistem pos dimana adik-adik melihat banyak gambar alat musik di laptop masing-masing kakak penanggungjawab









by
Syari Wulaningsih

Rumah Pintar, Komunitas Belajar yang Fokus pada Pengembangan Karakter

Tidak harus dg sarana yg mahal dan rumit untuk bisa merayakan hari kemerdekaan. Lomba-lomba sederhana nan mendidik yang dilakukan adik-adik rumah pintar sudah cukup mengundang gelak tawa dan rasa kebersamaan. Merdeka indonesia!!! 




                                                                                                                                                                      


Fokus pengajaran kita pada pendalaman pemahaman agama dan pengembangan karakter, tapi... adik-adik tetap harus bisa CALISTUNG (Membaca, Menulis, dan Berhitung). Hari itu hujan, tapi semangat adik-adik tidak kendor.

Foto ini menunjukkan semangat adik-adik yang sedang belajar berhitung dan diakhir sesi adik-adik diajak bermain ular tangga dimana dinomor tertentu ada hukumannya berupa : membaca surat pendek, doa-doa pendek, atau menyanyi.




                                                                                                       

Adik-adik sedang belajar menulis. Awalnya jari mereka kaku sekali memegang spidol dan pensil, tapi lama-kelamaan mereka terbiasa dan mereka senang belajar menulis



by
Syari Wulaningsih

Senin, 25 Agustus 2014

Cara Cepat Mengajarkan Membaca


10 Agustus 2014, hari ini tepatnya  pertemuan keempat anak-anak belajar di RP (Rumah Pintar). Hari ini pula Siti, umur 10 tahun mulai dapat membaca. Wah senang sekali Siti ketika dia berhasil membaca. Ini terbilang perkembangan yang cepat, dengan waktu belajar yang hanya sekali dalam seminggu. Artinya ini sebenarnya bisa dilakukan hanya dengan empat hari lhoo...

RP akan membagi ilmu bagaimana trik dan cara agar anak dapat cepat membaca. Apalagi bagi yang waktu belajarnya terbatas yang tidak bisa bertemu setiap hari.Mungkin juga ini bisa berguna buat yang punya adik, ponakan, atau calon adik ipar yang belum bisa baca.he he he 

Tapi sebelumnya, mari kita mengingat ketika kecil dulu. Bagaimana caranya? Kita menghafal terlebih dahulu abjad A sampai Z, lalu belajar mengingat hurufnya yang ketika itu kita baru mengenalnya dan semua bentuknya terlihat aneh. Ada yang mirip ular, gelas, bola, bahkan payung (Bayangkan ini diajarkan kepada mereka anak jalanan yang waktu belajarnya hanya seminggu sekali. Belum apa-apa udah pada pusing duluan deh he he he ). Kemudian kita akan mengeja satu persatu hurufnya baru kemudian dibaca. Misal : ka-a-te--a-ka. Dibaca kodok! Loh salah, katak maksudnya. He he he

Cara itu sudah banyak ditinggalkan lho teman-teman..di sebagian besar baik di sekolah negeri maupun swasta dan menurut pengalaman nyata, ada anak kelas 4 yang ketika membaca, dia harus mengejanya terlebih dahulu pelan sambil mulut komat-kamit baru dia melafalkan bacaannya. Itu ia lakukan karena terbiasa melakukannya saat belajar membaca sehingga terbawa sampai sekarang. Butuh waktu yang lama untuk membiasakan membaca cepat sepertinya.

Bukan berarti cara belajar membaca demikian salah ya teman-teman, bukan.Tapi kita harus ingat bahwa  ilmu pengetahuan itu berkembang. Mungkin ada percepatan dan kemudahan yang ditawarkan oleh sebuah metode baru.

Cara belajar membaca metode yang diajarkan RP bukan dengan meminta mereka menghafalkan setiap huruf yang berjumlah 27, tapi hanya mengenalkan saja terlebih dahulu. Bisa dilakukan dengan nyanyian. Kemudian perkenalkan mereka dengan huruf vokal: A I U E O, kemudian minta mereka untuk menghafalkan dan mengingat 5 huruf tersebut. Ini  bisa dilakukan di pertemuan pertama dan buat sistem kartu setelahnya untuk menguji daya ingat mereka. Mereka diminta untuk mencari huruf A diantara tumpukan kartu  huruf yang lain dan berlomba dengan teman yang lain. Ini tentunya membuat suasana belajar menjadi senang dan tidak kaku lho.


 

Review dan ulang terus sampai mereka benar-benar hafal dan dapat menuliskannya. Mereka biasanya akan lupa apalagi baru ketemu dengan kakak pengajar seminggu kemudian. Lakukan ilustrasi di setiap huruf bisa memudahkan, misalnya huruf O berbentuk bulat seperti telur. Setelah mereka hafal huruf vokal, mulai perkenalkan mereka perlahan dengan huruf konsonan : B dan C
Tanamkan pada mereka bagaimana huruf B. Lalu mulai ajarkan membaca

A             A             A
Ba           Ba           Ba
 Ba           a              Ba
A             Ba           Ba
A             A             Ba


A             Ba           Ba
Ca           Ca           Ca
Ba           Ba           Ca
Ca           Ba           Ca
Ca           Ca           Ba
Ba   Ca

Maka anak-anak akan mulai belajar membaca kalimat secara utuh dan menyatu, tanpa dieja terlebih dahulu. Lakukan terus sampai ke huruf Z dengan menggunakan kombinasi seluruh huruf yang telah dipelajari sebelumnya. Buku panduan  “Cara Cepat Belajar Membaca” ini mudah dibeli ditoko buku pinggir jalan sekalipun.

Selamat mengajar yaa...kakak kakak! Selamat belajar adik-adik semua ! Semoga berhasil J


by
Syari Wulaningsih

Sabtu, 16 Agustus 2014

Cerita Sebelum Belajar : LISA. LIhat Sampah, Ambil !


10 Agustus 2014, hari ini adik-adik Rumah Pintar (RP) diberikan pesan sosial di akhir sesi belajar. Yang mana biasanya dilakukan diawal sebelum belajar.

Adik-adik diberi dua gambar berikut :



                                                Gambar 1. Sampah                                   Gambar 2. Banjir


"Ayo adik-adik...ini gambar apa (perlihatkan gambar 1)"

Beragam jawabannya, ada yang jawab "aspal...", "jalan raya...", tapi kebanyakan menjawab "sampah..."

Lalu diperlihatkan gambar 2, semua kompak menjawab "banjiiir...". Kemudian adik-adik diminta menceritakan dan kaitkan kedua gambar tersebut. Beberapa menjawab betul sekali. Membuang sampah sembarangan akan mengakibatkan banjir.

"terus gimana yaaa caranya biar tidak banjir???"

serentak menjawab "jangan buang sampah sembarangan..."

"Betul...selain itu kita harus membiasakan LISA. LIhat Sampah, Ambil !. Kakak-kakak semua disini, kalo lagi dijalan trus mau buang sampah tapi gak ada tempat sampah, semua kakak-kakaknya simpan dulu sampahnya di tas, gak boleh buang sampah sembarangan, nanti...kalo ada tempat sampah, baru dibuang. Masih pada inget gak Apa Lisa?"

Adik-adik semangat menjawab "Lihat sampah, Ambil !"

Semoga adik-adik benar-benar membudayakan LISA ini dan menularkan ke teman-teman yang lain.

by
Syari Wulaningsih

Selasa, 12 Agustus 2014

Cerita Sebelum Belajar: Gumairoh, Pemuda Pemanggul Kambing


 

19 Juli 2014, sebelum belajar dimulai, adik-adik RP (Rumah Pintar) diberikan cerita inspiratif. Mudah - mudahan adik-adik semua bisa mengambil pelajaran positif dari cerita berikut :

Ada pemuda bernama Gumairoh yang tinggal bersama ibunya. Gumairoh bekerja pada seorang majikan di sebuah kota, sehingga ketika pulang bekerja Gumairoh harus melewati sungai dan jalan yang jauh.

Hari pertama kerja Gumairoh diberi upah uang koin oleh majikan. Begitu senangnya Gumairoh mendapat uang, ia menggenggam koin tersebut dan berlari kencang tidak sabar sampai dirumah untuk memberikan kepada ibunya. Saking semangatnya, Gumairoh berlari melewati sungai hingga koinnya terjatuh. Sesampai dirumah Gumairoh sangat sedih. Ibunya menasehati “nak... lain kali kalo dapet upah, disimpan di kantong baju ya supaya tidak jatuh”.

Gumairoh sangat rajin bekerja, sampai pada sore hari. Waktunya sang majikan memberi upah atas buah kerja Gumairoh. Namun hari ini, Gumairoh diberi upah susu. Gumairoh pun menuruti nasihat ibunya untuk menyimpan upahnya di kantong bajunya. Namun ketika sampai dirumah susu nya habis tak bersisa. Ibunya kemudian memberinya nasehat lagi “nak... besok jika diberi upah lagi, simpan lagi di kantong plastik yaaa, bukan di kantong baju, lalu ikat yang kencang supaya tidak tumpah”.

Dengan semangat Gumairoh pun pergi bekerja. Seperti biasa, sang majikan memberikan upah sebelum Gumairoh pulang. Kali ini Gumairoh diberi ayam jago. Gumairoh dengan segera mengikuti perintah ibunya. Ayam dimasukan kedalam kantung plastik dan diikat kencang. Sampai dirumah Gumairoh kembali menelan kekecewaan karena ayam yang ia bawa mati. Ibunya dengan sabar memberikan arahan lagi “Besok-besok kalo diberi upah, ikat menggunakan tali rafia yaa nak... lalu kamu seret”. Sangat hati-hati dan seksama Gumairoh mendengarkan nasehat yang satu ini, Gumairoh tidak ingin kecewa lagi.

Hari berikutnya, sore hari yang Guamiroh tunggu-tunggu tiba. Gumairoh diberi daging oleh sang majikan. Ia mengingat betul nasehat ibunya dan melakukannya. Mengikat daging dengan tali dan menyeretnya. Sehingga sampai dirumah hanya tinggal talinya karena dagingnya habis dimakan anjing selama dijalan. Tapi Ibu Gumairoh tidak pernah marah. Ibu menasehati lagi untuk memanggul nya apabila diberi upah.

Hari itu pun datang. Gumairoh memanggul kambing yang diberikan majikan kepada dirinya. Sepanjang perjalanan ia membawa kambing tersebut di punggungnya, dan membuat tuan putri yang sedang termenung didepan rumahnya tertawa melihat Gumairoh. Tuan putri sudah satu minggu merenung dan sedih, ayah tuan putri sangat khawatir melihat kondisi itu dan membuat nazar siapapun yang bisa membuat tuan putri tertawa apabila orang itu laki-laki maka akan menjadikan orang itu suami tuan putri dan apabila perempuan akan menjadikannya saudara perempuan. Akhirnya Gumairoh pun menikah dengan tuan putri yang cantik dan hidup bahagia dengan ibunya “.

Kemudian diberikan penjelasan arti dari cerita tersebut. Mengapa Gumairoh selalu tidak mendapatkan upahnya, mengapa Gumairoh selalu pulang dengan tangan kosong. Adik-adik pun menjawab beragam. Ada yang menjawab “karena Gumairoh salah terus...”. Lalu saya bertanya “Kenapa Gumairoh salah terus??? Adik-adik bingung. He he he

Kemudian dijelaskan bahwa betul itu karena Gumairoh salah terus.

“Kenapa Gumairoh salah terus? Karena Gumairoh tidak pintar, dia tidak sekolah. Sehingga adik-adik harus belajar yang rajin dan yang pintar yaa.. adik-adik walaupun ada yang tidak sekolah tetap harus belajar. Kalau kalian semua pintar, kalian tidak bisa dibodoh-bodohi orang. Semangat kan buat belajar????”

“Llau kenapa Gumairoh mendapatkan istri yang cantik ? karena Gumairoh selalu menuruti nasehat ibunya. Walaupun Gumairoh bodoh, Gumairoh adalah anak baik dan penurut. Sehingga ketika ibunya menyuruh memanggul upah yang ia dapat dari majikan, Gumairoh pun memanggul kambing yang diberi majkan dipunggungnya yang membuat tuan putri lupa akan kesedihan. Jadi, kita bukan harus pintar tapi juga harus nurut sama orang tua yaa... tidak boleh melawan”.

Adik-adik pun senang dan siap belajar :)

by
Syari Wulaningsih

Minggu, 10 Agustus 2014

Mari Turun Tangan


Mari masing-masing melihat sosok siapapun yang kita idolakan. Siapa saja tokoh yang anda kagumi. Kemudian lihat mereka, pasti mereka-mereka adalah sosok yang bermanfaat bagi banyak orang. Pasti mereka adalah orang-orang yang menebar inspirasi positif bagi sesama. Atau mungkin kita pernah membaca biografi orang hebat dalam sejarah. Bukankah mereka adalah orang-orang yang melakukan kontribusi besar dalam hidupnya?. Iya, mereka belum puas sebelum membawa perubahan pada lingkungan sekitarnya, membesarkan, dan mencerahkan sekitarnya.


Tapi tidak sedikit juga manusia rata-rata di dunia ini. Yang sejak kecil ditanamkan untuk belajar rajin, mendapat nilai tnggi, sekolah tinggi, bercita-cita mendapat pekerjaan baik sehingga mendapat gaji tinggi, lalu bisa menyejahterakan pribadinya, menikah, lalu berusaha mengumpulkan uang lebih banyak untuk menghidupi anak istrinya, membeli mobil, rumah, dan seterusnya sampai akhirnya meninggal. Apa hidupnya dikenang? Namanya hanya cukup terukir di batu nisan, cukup itu. 

Sungguh salah jika ada ada anggapan kunci sukses itu hanya berusaha keras dan berdoa. Kunci sukses salah satunya adalah “giving oriented”. Memberi apa saja yang kita mampu, yang bermanfaat untuk orang lain. Se-simpel apapun itu.


“Agak susah mencari kisah orang sukses yang bisa meraih tangga kesuksesan dalam hidup tanpa memberi kontribusi dan pelayanan pada sesama. Hampir semua sadar bahwa hanya dengan memberi pelayanan terbaik kepada orang lain, manusia bisa meningkatkan keberhasilannya” (Ahmad Rifa’i Rif’an).



Mungkin kita seringkali mengeluh ketika naik angkutan umum karena banyak anak-anak kecil mengamen, mungkin juga kita sering miris melihat banyak anak-anak kecil yang harusnya sekolah dan mendapat pendidikan yang layak tapi malah berkeliaran di sekitar terminal mencari recehan atau mengelilingi komplek perumahan memungut sampah. Kalau boleh meminjam kalimat Pak Anies Baswedan, Jika kita hanya mengeluh dan sebatas prihatin itu namanya urun angan. Yang kita harus lakukan adalah turun tangan. Turun tangan, melakukan sesuatu, bergerak, bangun mental mereka.

Mudah-mudahan RP (Rumah Pintar) menjadi salah satu wujud turun tangan yang akan memberikan kontribusi positif bagi adik-adik yang kita bina. Semoga...

logo by Rahmat Afrianto

Dengan banyaknya respon positif dari teman-teman sekitar kami, baik dari alumni IPB, SJMP, dan pihak lain yang ingin ikut turun tangan membantu adik-adik sebagai tim pengajar rumah pintar, kami sangat mengapresiasi dan terbuka untuk itu. Mari turun tangan...! :)

by
Syari Wulaningsih